"Inovasi merupakan kunci bagi peningkatan daya saing bangsa. Bukan hanya Indonesia, tetapi semua negara di dunia memilih strategi inovasi sebagai strategi utama dalam peningkatan daya saingnya (innovation driven economy). Karena itulah penguatan inovasi ini bukan hanya menyangkut persaingan namun juga kerjasama antar bangsa. Salah satu elemen penting dan merupakan ruh bagi berkembangnya serta bagi berhasilnya penguatan sistem inovasi adalah budaya inovasi. Elemen ini bertujuan untuk membangun dan mengembangkan kewirausahaan berbasis inovasi serta membangun kreativitas keinovasian masyarakat,” ungkap Kepala BPPT, Marzan A Iskandar saat membuka acara Semiloka Penguatan Sistem Inovasi di Bandung (26/11).
Pengembangan sistem inovasi sendiri pada dasarnya merupakan agenda penting bagi peningkatan daya saing di daerah, di samping sebagai bagian integral dari pilar bagi sistem inovasi nasional dan meningkatnya daya saing secara nasional. Semiloka dengan tema “Mengembangkan Bisnis dan Masyarakat Inovatif” tersebut diselenggarakan dalam rangka mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di daerah otonom agar memberikan hasil-hasil yang progresif dan lebih berkualitas, inklusif dan berkelanjutan. Serta untuk menjadikan budaya berkreasi dan berinovasi sebagai tradisi dan budaya masyarakat.
Berdasarkan pengalaman BPPT mendampingi beberapa daerah dalam upaya penguatan sistem inovasi, Kepala BPPT berkeyakinan bahwa inovasi akan dapat berkembang secara optimal apabila tiga hal utama dapat dikelola. Yakni perbedaan pendapat/gagasan, sumber daya manusia yang mumpuni, dan keterbukaan di antara pelaku-pelakunya.
Sejak beberapa tahun lalu BPPT telah melakukan beberapa prakarsa penting bersama mitra daerah untuk mengembangkan bisnis dan masyarakat yang inovatif. Diantaranya yaitu membangun ekosistem yang kondusif bagi berkembangnya bisnis dan masyarakat inovatif. Prakarsa ini telah dibangun antara lain di Kota Cimahi, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Pelalawan. Kemudian mengembangkan klaster industri yang bertujuan mengembangkan potensi terbaik sektor ekonomi daerah dan meningkatkan daya saing industrial. Contoh prakarsa klaster industri yang dikembangkan adalah klaster industri kreatif di Kota Cimahi, klaster industri batik di Kota Pekalongan, serta klaster pariwisata dan klaster industri hilir sawit di Kabupaten Pelalawan Riau.
“Prakarsa pengembangan jaringan inovasi dilakukan antara lain dengan membangun telecenter batik di Kota Pekalongan, telecenter di Kampung Cireundeu Kota Cimahi, Kawasan Teknopolitan Pelalawan di Kabupaten Pelalawan, serta Kota Pekalongan melalui penataan fungsi kawasan perkotaan menjadi Teknopolitan Batik sebagai inti dari kota kreatif. Sementara itu prakarsa kunci dari pengembangan bisnis dan masyarakat yang inovatif yang dilakukan yaitu melalui pengembangan teknoprener. Terakhir adalah pengembangan pilar kebijakan tematik. Contoh prakarsa yang sedang dilakukan oleh mitra daerah adalah pembangunan pembangkit energi bersih di Kabupaten Pelalawan dan pendampingan Kabupaten Pelalawan untuk merencanakan pembangunan ke arah Green Innovation Development (GID).
Kepala BPPT menekankan pentingnya komitmen dan konsistensi semua pihak, untuk bersama-sama mau melakukan perubahan melalui terobosan dalam melaksanakan pembangunan sebagai kunci keberhasilan seluruh prakarsa penguatan sistem inovasi. “Sehingga diharapkan inovasi ke depan memang menjadi kunci keunggulan, kesejahteraan dan keberhasilan bangsa,” tutupnya.
Pada kesempatan tersebut juga telah dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan BPPT mengenai Penerapan dan Pemanfaatan Teknologi untuk Mendukung Pembangunan di Provinsi Jawa Barat. Selain itu juga dilakukan penandatanganan kesepakatan lainnya antara Pemprov Jabar dengan Universitas Telkom dan Yayasan Pendidikan Telkom. (RF/humas)
Pengembangan sistem inovasi sendiri pada dasarnya merupakan agenda penting bagi peningkatan daya saing di daerah, di samping sebagai bagian integral dari pilar bagi sistem inovasi nasional dan meningkatnya daya saing secara nasional. Semiloka dengan tema “Mengembangkan Bisnis dan Masyarakat Inovatif” tersebut diselenggarakan dalam rangka mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di daerah otonom agar memberikan hasil-hasil yang progresif dan lebih berkualitas, inklusif dan berkelanjutan. Serta untuk menjadikan budaya berkreasi dan berinovasi sebagai tradisi dan budaya masyarakat.
Berdasarkan pengalaman BPPT mendampingi beberapa daerah dalam upaya penguatan sistem inovasi, Kepala BPPT berkeyakinan bahwa inovasi akan dapat berkembang secara optimal apabila tiga hal utama dapat dikelola. Yakni perbedaan pendapat/gagasan, sumber daya manusia yang mumpuni, dan keterbukaan di antara pelaku-pelakunya.
Sejak beberapa tahun lalu BPPT telah melakukan beberapa prakarsa penting bersama mitra daerah untuk mengembangkan bisnis dan masyarakat yang inovatif. Diantaranya yaitu membangun ekosistem yang kondusif bagi berkembangnya bisnis dan masyarakat inovatif. Prakarsa ini telah dibangun antara lain di Kota Cimahi, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Pelalawan. Kemudian mengembangkan klaster industri yang bertujuan mengembangkan potensi terbaik sektor ekonomi daerah dan meningkatkan daya saing industrial. Contoh prakarsa klaster industri yang dikembangkan adalah klaster industri kreatif di Kota Cimahi, klaster industri batik di Kota Pekalongan, serta klaster pariwisata dan klaster industri hilir sawit di Kabupaten Pelalawan Riau.
“Prakarsa pengembangan jaringan inovasi dilakukan antara lain dengan membangun telecenter batik di Kota Pekalongan, telecenter di Kampung Cireundeu Kota Cimahi, Kawasan Teknopolitan Pelalawan di Kabupaten Pelalawan, serta Kota Pekalongan melalui penataan fungsi kawasan perkotaan menjadi Teknopolitan Batik sebagai inti dari kota kreatif. Sementara itu prakarsa kunci dari pengembangan bisnis dan masyarakat yang inovatif yang dilakukan yaitu melalui pengembangan teknoprener. Terakhir adalah pengembangan pilar kebijakan tematik. Contoh prakarsa yang sedang dilakukan oleh mitra daerah adalah pembangunan pembangkit energi bersih di Kabupaten Pelalawan dan pendampingan Kabupaten Pelalawan untuk merencanakan pembangunan ke arah Green Innovation Development (GID).
Kepala BPPT menekankan pentingnya komitmen dan konsistensi semua pihak, untuk bersama-sama mau melakukan perubahan melalui terobosan dalam melaksanakan pembangunan sebagai kunci keberhasilan seluruh prakarsa penguatan sistem inovasi. “Sehingga diharapkan inovasi ke depan memang menjadi kunci keunggulan, kesejahteraan dan keberhasilan bangsa,” tutupnya.
Pada kesempatan tersebut juga telah dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan BPPT mengenai Penerapan dan Pemanfaatan Teknologi untuk Mendukung Pembangunan di Provinsi Jawa Barat. Selain itu juga dilakukan penandatanganan kesepakatan lainnya antara Pemprov Jabar dengan Universitas Telkom dan Yayasan Pendidikan Telkom. (RF/humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar